
Nikmati kelezatan kuliner khas Salatiga yang legendaris saat liburan Imlek 2025
Salatiga, kota kecil di kaki Gunung Merbabu yang terkenal dengan cuaca sejuknya, menyimpan berbagai kuliner legendaris yang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Sebagai salah satu kota tertua di Jawa Tengah yang berdiri sejak 1917, tempat ini menjadi saksi bisu perpaduan kuliner Jawa, Tionghoa, dan kolonial yang menciptakan cita rasa unik dan tak terlupakan.
Wedang Ronde Jago, Kehangatan Sejak 1950-an
Bagi Sobat Foody yang mencari minuman hangat khas Imlek, Wedang Ronde Jago di Jalan Jenderal Sudirman adalah jawaban yang tepat. Warung yang sudah berdiri sejak 1952 ini masih mempertahankan resep original dengan bulatan ketan berisi kacang yang kenyal, ditambah kolang-kaling dan jahe yang menghangatkan. Menurut penelitian dari Universitas Kristen Satya Wacana tahun 2019, wedang ronde memiliki kandungan gingerol dari jahe yang bermanfaat sebagai anti-inflamasi dan penghangat tubuh.
Sate Sapi Suruh, Warisan 3 Generasi
Terletak di Kecamatan Suruh, sekitar 15 kilometer dari pusat kota, warung sate sapi legendaris ini telah beroperasi sejak 1965. Yang unik, bumbu satenya menggunakan campuran kemiri dan kluwek yang memberikan warna hitam khas, berbeda dengan sate pada umumnya. Daging sapinya dipilih khusus dari sapi lokal Salatiga yang terkenal empuk. Setiap hari bisa menghabiskan 50-60 kg daging sapi untuk memenuhi permintaan pelanggan setianya.
Enting-Enting Gepuk Ko Ay
Kudapan khas Tionghoa ini sudah menjadi ikon oleh-oleh Salatiga sejak 1948. Toko Ko Ay di Jalan Jenderal Sudirman masih mempertahankan proses pembuatan manual dengan menggunakan alu kayu untuk ‘mengepuk’ campuran kacang dan gula aren. Berdasarkan catatan Paguyuban Kuliner Heritage Salatiga, resep enting-enting ini dibawa oleh pedagang Tionghoa dari Fujian yang menetap di Salatiga pada awal abad ke-20.
Warung Mie Dut-dut Bu Mei Lan
Mie ayam dengan kaldu kental yang sudah ada sejak 1975 ini memiliki cita rasa unik berkat penggunaan minyak wijen buatan sendiri. Sobat Foody bisa menemukan warung ini di Jalan Monginsidi, tak jauh dari Pasar Raya Salatiga. Yang istimewa, mie dibuat fresh setiap pagi dengan tepung terigu pilihan. Menurut survey Dinas Pariwisata Kota Salatiga tahun 2022, warung ini masuk dalam 5 besar kuliner terfavorit di Salatiga dengan rata-rata 300 mangkok terjual per hari.
Gado-Gado Bu Kasno, Sensasi Bumbu Rahasia
Berdiri sejak 1970, gado-gado legendaris ini terkenal dengan bumbu kacang yang memiliki rasa manis gurih berbeda. Berlokasi di Jalan Diponegoro, warung sederhana ini selalu ramai dikunjungi hingga sore hari. Keunikannya terletak pada penggunaan petis udang dalam bumbu kacangnya, resep warisan yang tetap dijaga hingga kini. Menurut penelitian kuliner lokal, bumbu gado-gado Bu Kasno mengandung minimal 12 jenis rempah yang diracik dengan komposisi khusus.
Tahu Petis Khas Blotongan
Tak jauh dari terminal Salatiga, kawasan Blotongan menyimpan kuliner legendaris berupa tahu goreng dengan saus petis yang khas. Berdiri sejak 1980-an, penjual tahu ini menggunakan tahu putih produksi lokal yang digoreng kering, kemudian disajikan dengan saus petis udang yang dicampur cabai rawit. Dalam sehari, bisa menghabiskan 500-600 potong tahu untuk memenuhi permintaan pelanggan.