Hidangan khas Imlek penuh makna simbolis seperti bakpao kemakmuran ikan melambangkan keberuntungan dan sup daging tradisi warisan leluhur Tionghoa sejak berabad silam.
Hidangan khas Imlek penuh makna simbolis seperti bakpao melambangkan kemakmuran, ikan melambangkan keberuntungan dan sup daging tradisi warisan leluhur Tionghoa sejak berabad silam.
Menyingkap Rahasia Makanan Khas Imlek dan Kisah Penuh Makna di Baliknya
Perayaan Tahun Baru Imlek menjadi momen spesial bagi masyarakat Tionghoa di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Semarang, perayaan ini selalu diwarnai dengan berbagai hidangan khas yang memiliki makna filosofis mendalam.
Kue Keranjang (Nian Gao) – Simbol Keberuntungan yang Manis
Kue keranjang atau yang dalam bahasa Mandarin disebut Nian Gao merupakan sajian wajib saat Imlek. Berbahan dasar tepung ketan yang dikukus dengan gula merah, kue ini memiliki tekstur kenyal dan lengket. Di kawasan Pecinan Glodok, Jakarta, kue keranjang masih dibuat secara tradisional oleh generasi ketiga pembuat kue keranjang.
“Kue keranjang itu simbol rezeki yang terus naik, seperti bentuknya yang bertumpuk-tumpuk. Makin lengket makin bagus, artinya keluarga makin lengket,” jelas Ahing (65), pembuat kue keranjang tradisional di Glodok yang telah menekuni usaha ini selama 40 tahun.
Jeruk Mandarin – Pembawa Keberuntungan
Tak lengkap rasanya perayaan Imlek tanpa kehadiran jeruk mandarin atau dalam dialek Hokkian disebut “kam”. Buah berwarna oranye cerah ini memiliki filosofi mendalam karena dalam bahasa Mandarin, “kam” bermakna “emas”, yang melambangkan kemakmuran dan keberuntungan.
Lo Han Cai – Hidangan Vegetarian Penuh Makna
Lo Han Cai atau sayur cap go meh merupakan hidangan vegetarian yang terdiri dari 18 jenis bahan berbeda. Di kawasan Pecinan Semarang, hidangan ini masih sangat populer dan biasanya disajikan pada hari ke-15 perayaan Imlek. Setiap bahan dalam Lo Han Cai memiliki makna tersendiri, seperti jamur kuping yang melambangkan telinga besar agar lebih bijaksana dalam mendengar, dan soun yang panjang melambangkan umur panjang.
Meski bukan makanan tradisional Tiongkok, kue nastar nanas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek di Indonesia. Bentuknya yang bulat melambangkan keutuhan dan kesempurnaan, sementara warna kuningnya melambangkan kemakmuran.
Tang Yuan – Simbol Kebersamaan Keluarga
Tang Yuan atau onde-onde dalam air jahe manis merupakan hidangan yang melambangkan kebersamaan keluarga. Bola-bola kecil dari tepung ketan ini biasanya disajikan dalam kuah jahe hangat dengan gula merah. “Tang Yuan itu wajib ada di malam tahun baru Imlek. Bentuknya yang bulat melambangkan kesatuan keluarga yang tak terpisahkan,” ungkap Mei Hua (58), pemilik rumah makan Traditional Chinese Food di Medan.
Yu Sheng – Ritual Makan yang Meriah
Di Singapura dan Malaysia, Yu Sheng atau salad ikan mentah menjadi hidangan wajib saat Imlek. Tradisi ini mulai populer di kalangan Tionghoa Indonesia, terutama di kota-kota besar. Ritual makan Yu Sheng melibatkan seluruh anggota keluarga untuk mengaduk salad setinggi mungkin sambil mengucapkan harapan baik. Semakin tinggi mengaduknya, dipercaya semakin tinggi pula keberuntungan yang akan didapat.
Menyingkap Rahasia Makanan Khas Imlek dan Kisah Penuh Makna di Baliknya
Fakta Menarik: Setiap daerah di Indonesia memiliki variasi makanan khas Imlek yang unik. Di Medan, misalnya, terdapat Bihun Bebek yang hanya muncul saat Imlek. Sementara di Pontianak, terdapat Chai Kwe atau kue lobak yang dipercaya membawa keberuntungan.
Seiring perkembangan zaman, makanan khas Imlek terus berevolusi dengan memadukan unsur tradisional Tiongkok dan cita rasa lokal Indonesia. Namun, makna filosofis di balik setiap hidangan tetap dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.